Selasa, 16 Juni 2015

HUKUM OHM

NAMA : APRILLA JUWITA UTAMA
NIM : 321300068
KELAS : B PAGI
SEMESTER : IV(empat)
Mata kuliah : E-learning


 HUKUM OHM

A.    Tujuan Pembelajaran
1.      Mendefinisikan Hukum ohm
2.       Memahami contoh kasus dalam hukum ohm.
3.      Menentukan kuat arus,Tegangan dan Hambatan dari persamaan hukum ohm.

B.     Dasar Teori
1.      Hukum Ohm
Dalam teknik listrik banyak sekali yang harus di perhatikan salah satunya adalah hukum-hukum tentang listrik di antaranya adalah hokum ohm , untuk itu dalam makalah ini akan di jelaskan ,agar dalam pengukuran arus listrik tidak terjadi kesalahan .
HUKUM OHM (Ω) adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan sejarah.
Secara Matematis, Hukum Ohm dapat dirumuskan menjadi persamaan seperti dibawah ini :
V = I x R
I = V / R
R = V / I
Dimana: :
V = Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya adalah Volt (V))
I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A))
R = Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya adalah Ohm (Ω))

Dimana I adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuanAmpere, V adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan volt, dan R adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam satuan ohm.Hukum ini dicetuskan oleh Georg Simon Ohm, seorang fisikawan dari Jerman pada tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated Mathematically pada tahun 1827.
Dalam mengukut arus, hambatan , dan sebagainya sudah ada alat untuk mengukur, tapi dalam pengunaan lat harus ada dasar teori dan praktek untuk mendapatkan hasil atau mengetahui besarnya arus dalam konstruksi listrik.
Maka dari itu mahasiswa di berikan mata kuliah teknik dasar listrik agar mahasiswa tidak asal memasukan data pengukuran karena dalam alat pengukuran yang sudah ada yaitu multimeter  nilai yang sudah tertera pada saat mengukur  bukanlah nilai sebenarnya  karena hasil pengukuran alat tersebut  belum diketahui arus sebenarnya.
Untuk itu dalam pengukuran arus,tegangan ,dan hambatan harus menggunakan sistematis dengan menggunakan hokum Ohm
Dalam aplikasinya, Kita dapat menggunakan Teori Hukum Ohm dalam Rangkaian Elektronika untuk memperkecilkan Arus listrik, Memperkecil Tegangan dan juga dapat memperoleh Nilai Hambatan (Resistansi) yang kita inginkan.
Hal yang perlu diingat dalam perhitungan rumus Hukum Ohm, satuan unit yang dipakai adalah Volt, Ampere dan Ohm. Jika kita menggunakan unit lainnya seperti milivolt, kilovolt, miliampere, megaohm ataupun kiloohm, maka kita perlu melakukan konversi ke unit Volt, Ampere dan Ohm terlebih dahulu untuk mempermudahkan perhitungan dan juga untuk mendapatkan hasil yang benar.

2.      Contoh Kasus dalam Praktikum Hukum Ohm
   Gejala kelistrikan ditimbulkan oleh aliran muatan listrik antara dua titik. Semua alat listrik yang setiap hari kita gunakan merupakan susunan komponen-komponen listrik yang membentuk jalur tertutup yang disebut



Dalam pengukuran kelistrikan dapat d hitung secara sistematis

V = R I
 R  merupakan faktor pembanding yang besarnya tetap untuk suatu penghantar (pada suhu tertentu). Faktor pembanding ini dinamakan hambatan suatu penghantar.




Dalam suatu hambatan juga di pengaruhi  factor-faktor
u Panjang kawat penghantar ( l )
Semakin panjang kawat semakin besar besar pula nilai hambatannya.
u Luas penampang kawat penghantar (A)
Semakin besar penampang penghantar, semakin kecil nilai hambatannya.
u Hambat jenis kawat penghantar ( ρ )
Semakin besar hambat jenis penghantar, semakin besar nilai hambatannya.
Perhitungan secara sistematis

Kita telah mengenal tiga besaran dalam listrik dinamik, yakni kuat arus listrik, tegangan, dan hambatan, atau I, V, dan R. dan seorang penemu telah merumuskan yaitu George Simon Ohm (1789-1854) merumuskan hubungan antara kuat arus listrik   (I), hambatan (R) dan beda potensial (V)  yang kemudian dikenal dengan hukum Ohm yang penurunannya sebagai berikut :


•         pandanglah sebuah kawat konduktor dengan panjang l dan luas penampang A 





Karena berbentuk silinder volume dari dV adalah :






karena dl adalah jarak yang ditempuh elektron dengan kecepatan Vd dengan waktu 1 detik maka :


3.  Menghitung Arus Listrik (I)

I.            Rumus yang dapat kita gunakan untuk menghitung Arus Listrik adalah  I = V/ R
Contoh Kasus :
Setting DC Generator atau Power Supply untuk menghasilkan Output Tegangan 10V, kemudian atur Nilai Potensiometer ke 10 Ohm. Berapakah nilai Arus Listrik (I) ?
Masukan nilai Tegangan yaitu 10V dan Nilai Resistansi dari Potensiometer yaitu 10 Ohm ke dalam Rumus Hukum Ohm seperti dibawah ini :
I = V / R
I = 10 / 10
I = 1 Ampere
Maka hasilnya adalah 1 Ampere.


II.            Menghitung Tegangan (V)
Rumus yang akan kita gunakan untuk menghitung Tegangan atau Beda Potensial adalah V = I x R.Contoh Kasus :
Atur nilai resistansi atau hambatan (R) Potensiometer ke 500 Ohm, kemudian atur DC Generator (Power supply) hingga mendapatkan Arus Listrik (I) 10mA. Berapakah Tegangannya (V) ?
Konversikan dulu unit Arus Listrik (I) yang masih satu miliAmpere menjadi satuan unit Ampere yaitu : 10mA = 0.01 Ampere. Masukan nilai Resistansi Potensiometer 500 Ohm dan nilai Arus Listrik 0.01 Ampere ke Rumus Hukum Ohm seperti dibawah ini :
V = I x R
V = 0.01 x 500
V = 5 Volt
Maka nilainya adalah 5Volt.



Menghitung Resistansi / Hambatan (R)
III.            Rumus yang akan kita gunakan untuk menghitung Nilai Resistansi adalah R = V / I
Contoh Kasus :
Jika di nilai Tegangan di Voltmeter (V) adalah 12V dan nilai Arus Listrik (I) di Amperemeter adalah 0.5A. Berapakah nilai Resistansi pada Potensiometer ?
Masukan nilai Tegangan 12V dan Arus Listrik 0.5A kedalam Rumus Ohm seperti dibawah ini :
R = V / I
R = 12 /0.5
R = 24 Ohm
Maka nilai Resistansinya adalah 24 Ohm